Mendengar nama Socrates, mungkin tak asing lagi bagi kamu yang cinta akan ilmu filsafat. Orang yang paling bijaksana ini memiliki kisah hidup yang kompleks, dan dalam pemikiran dan cara pembelajarannya, hingga sekarang tetap dipakai dalam ilmu pengajaran di sekolah-sekolah.
Nah, bagi kamu yang tahu akan Socrates, akan tetapi awam akan kisah hidupnya, tulisan ini akan menjadi referensimu.
1. Tokoh yang penuh teka-teki
Socrates (470-399 SM) barangkali adalah tokoh paling penuh teka-teki dalam seluruh sejarah filsafat. Karena tak seperti filsuf lainnya, ia tak sekalipun meninggalkan sebuah tulisan ilmiah atau buah pikirannya sendiri. Maka dari itu, banyak orang yang skeptis akan adanya seorang Socrates di dunia filsafat.
Yang sering disebutkan bahwa ia dilahirkan di Athena, dan bahwa dia menjalani sebagian besar hidupnya di alun-alun dan pasar-pasar untuk berbicara dengan orang-orang yang ditemuinya di sana. Dan Socrates dapat tenggelam dalam pemikiran selama berjam-jam tanpa henti. Akan tetapi, benar atau tidaknya fakta tersebut, tak seorang pun mampu menjawabnya.
2. Kehidupannya dapat diketahui lewat tulisan Plato
Bagi yang belum tahu, Plato merupakan murid terbesar dari Socrates. Dari tulisan-tulisan Platolah kita mengenal seorang Socrates, yang selalu dikagumi oleh muridnya tersebut.
Plato menulis sejumlah dialog atau diskusi-diskusi yang didramatisin mengenai filsafat, tempat dia menggunakan Socrates sebagai tokoh utama dan juru bicaranya. Akan tetapi sekali lagi, apakah kata-kata dalam dialog-dialog dituliskan Plato benar pernah diucapkan Socrates atau tidak, sekali lagi kita tidak mengetahuinya. Maka dari itu, tidak mudah untuk membedakan antara ajaran-ajaran Socrates dan filsafat Plato.
3. Orang bijaksana yang selalu mengajukan pertanyaan
Sosok Socrates terletak dalam fakta bahwa dia tidak ingin menggurui orang lain. Sebaliknya, dia memberi kesan sebagai seseorang yang selalu ingin belajar dari orang-orang lain yang diajaknya berbicara.
Socrates selalu mengajukan pertanyaan untuk memulai suatu percakapan dengan lawan bicaranya, seakan-akan dia tidak mengetahui apa-apa. Dalam setiap diskusinya, Socrates biasanya berhasil membuat para penentangnya mengakui kelemahan argumen-argumen mereka, dan karena tersudut, mereka akhirnya menyadari apa yang benar dan apa yang salah.
Maka dari itu, Socrates selalu berlagak bodoh ketika berhadapan dengan orang lain, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai realitas sehari-hari, dan menggunakan akal sehat untuk menjawab itu semua.
4. Dihukum mati karena dituduh menciptakan dewa baru dan merusak akal kaum muda
Pada 399 SM, Socrates didakwa karena dituduh memperkenalkan dewa-dewa baru dan merusak akal kaum muda, serta tidak mempercayai dewa yang telah diterima di Athena. Dengan mayoritas tipis, juri yang terdiri dari lima ratus orang menyatakan ia bersalah.
Sebenarnya Socrates dapat menyelamatkan nyawanya kalau ia setuju untuk meninggalkan Athena. Tapi kalau dia melakukan itu, dia bukanlah Socrates. Dia lebih menghargai hati nuraninya dan kebenaran, lebih tinggi dibandingkan nyawanya sendiri.
Namun ia berusaha meyakinkan juri bahwa dia hanya bertindak demi kepentingan negara. Namun, dia tetap dihukum untuk meminum racun cemara. Tak lama kemudian, dia minum racun tersebut di hadapan sahabat-sahabatnya, dan meninggal.
5. Esensi dari filsafat Socrates
Socrates bukanlah seorang guru yang sok tahu yang mendatangi orang lain untuk menceramahi dan meminta bayaran. Akan tetapi, Socrates sama seperti kita semua, yang tak tahu apa-apa dan ingin mendiskusikannya kepada orang lain. Inilah ciri khas dari seorang Socrates.
Socrates merasa sangat penting untuk membangun landasan yang kuat untuk pengetahuan kita. Dia percaya bahwa landasan ini terletak pada akal manusia. Dengan keyakinannya akan akal manusia, jelaslah bahwa Socrates seorang rasionalis.
Hingga sekarang, rasionalitas menjada landasan para ilmuan untuk mengetahui jawaban segala hal yang belum diketahui. Bukan berdasarkan hal yang mistik, apalagi dogma-dogma yang tidak dipertentangkan, melainkan suatu pembuktian logis yang bisa diperdebatkan setiap zamannya.